A29_Ilham Tyo Saputra_Tugas Mandiri 4B
- Kaidah bahasa dalam penulisan
akademik mencakup tata bahasa, ejaan, diksi, dan gaya bahasa.
- Kalimat efektif harus memiliki
lima ciri utama, yaitu kehematan, kepaduan, kejelasan, kesatuan, dan kecermatan.
- Struktur dasar kalimat Bahasa
Indonesia yang digunakan dalam teks akademik dikenal dengan istilah Subjek–Predikat–Objek–Keterangan
(SPOK).
- Contoh kata serapan dari
bahasa Inggris yang telah disesuaikan secara fonologis adalah komputer.
- Dalam teks akademik,
penggunaan kata ganti seperti “saya” sebaiknya dihindari dan diganti
dengan kata penulis.
- Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan edisi kelima dikenal dengan singkatan EYD V.
- Huruf miring dalam penulisan
akademik digunakan untuk menuliskan judul buku, majalah, dan
istilah asing yang belum diserap.
- Kesalahan struktur paralel
dalam kalimat dapat menyebabkan ketidaktepatan makna
dan menurunkan kualitas tulisan.
- Salah satu teknologi yang
dapat digunakan untuk membantu revisi bahasa ilmiah adalah Quillbot.
- Menurut modul, revisi bahasa ilmiah merupakan bagian dari proses akademik yang berkelanjutan.
Soal
Esai
1.
Jelaskan mengapa penggunaan kaidah bahasa yang tepat dalam teks akademik
dianggap sebagai indikator profesionalisme dan integritas ilmiah seorang
penulis.
Jawab : Kaidah bahasa yang tepat
menunjukkan kemampuan penulis dalam berpikir sistematis, logis, dan disiplin
terhadap aturan ilmiah. Ketepatan tata bahasa, ejaan, dan diksi mencerminkan
ketelitian serta tanggung jawab akademik, sehingga tulisan dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Penulis yang konsisten menerapkan kaidah bahasa menampilkan
sikap profesional, menghargai pembaca, dan menjaga integritas terhadap ilmu
yang disampaikan. Kesalahan berbahasa dapat menimbulkan ambiguitas, menurunkan
kredibilitas, serta menunjukkan kurangnya ketelitian ilmiah.
2. Uraikan
lima ciri kalimat efektif dalam penulisan akademik dan berikan masing-masing
satu contoh kalimat yang sesuai.
Jawab :
- Kehematan: Menghindari penggunaan
kata yang berlebihan. Contoh: Mahasiswa harus
mengumpulkan tugas tepat waktu.
- Kepaduan: Unsur kalimat saling
berhubungan dan logis. Contoh: Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pola makan terhadap daya tahan tubuh.
- Kejelasan: Struktur kalimat mudah
dipahami dan tidak ambigu. Contoh: Dosen memberikan
arahan kepada mahasiswa sebelum penelitian dimulai.
- Kesatuan: Setiap kalimat memiliki
satu gagasan utama. Contoh: Hasil penelitian menunjukkan
bahwa suhu memengaruhi laju pertumbuhan bakteri.
- Kecermatan: Pemilihan kata dan
struktur kalimat tepat sesuai makna. Contoh: Data
dikumpulkan melalui observasi langsung di lapangan.
3.
Bandingkan peran huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan akademik
menurut EYD V. Sertakan contoh penggunaannya dalam kalimat.
Jawab :
- Huruf Kapital: Digunakan pada awal
kalimat, nama diri, gelar kehormatan, jabatan yang diikuti nama orang,
serta nama instansi. Contoh: Penelitian ini dilakukan
di Universitas Indonesia.
- Huruf Miring: Digunakan untuk menulis
judul buku, nama majalah, atau istilah asing yang belum diserap. Contoh: Istilah sustainability sering
digunakan dalam studi lingkungan.
4. Mengapa revisi bahasa ilmiah penting dilakukan sebelum naskah dipublikasikan? Jelaskan langkah-langkah self-editing yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.
Jawab : Revisi bahasa ilmiah penting
dilakukan untuk memastikan ketepatan logika, struktur, dan gaya penulisan agar
sesuai dengan standar akademik. Revisi mencegah kesalahan yang dapat
mengaburkan makna atau menurunkan kualitas tulisan.
Langkah-langkah
self-editing:
- Membaca ulang naskah secara
menyeluruh dengan fokus pada alur ide.
- Memeriksa tata bahasa, ejaan,
dan tanda baca berdasarkan EYD V.
- Mengevaluasi kejelasan kalimat
dan hubungan antarparagraf.
- Mengganti diksi yang kurang
tepat atau tidak akademik.
- Menggunakan alat bantu
seperti Grammarly atau fitur pemeriksa ejaan sebelum
publikasi.
5. Dalam konteks penulisan akademik, bagaimana pemilihan diksi dan gaya bahasa
dapat memengaruhi persepsi pembaca terhadap kredibilitas tulisan?
Jawab : Pemilihan diksi yang tepat
dan gaya bahasa yang objektif menentukan sejauh mana pembaca menilai keilmiahan
dan profesionalitas penulis. Diksi akademik mencerminkan ketelitian,
netralitas, dan kecakapan konseptual. Gaya bahasa yang terlalu informal, emosional,
atau ambigu dapat menurunkan kredibilitas tulisan. Sebaliknya, gaya bahasa yang
lugas, logis, dan konsisten menunjukkan penguasaan materi serta memperkuat
kepercayaan pembaca terhadap validitas argumen yang disampaikan.
Comments
Post a Comment